![]() |
Love is Mistery |
Lembayung sore itu terasa pekat di wajah ku,derit,raungan kereta api terdengar sampai di relung hati.kutangkap mata yang sendu,sorot mata nya tak berkedip hingga terpancar suatu perasaan'yang tertahan'.Aku membuang pandanganku jauh kesamping kanan,namun ekor mata ku tak henti melihat raut wajahnya.
“aku tak bisa melihat mu seperti ini Rio,,,!!Aku yakin kau kuat menjalani hari-hari selanjutnya!!
batinku berseru.tapi aku tak bisa berbohong,meski hati ku menolak ini,aku tetap memaksa dengan sejuta kekuatan.
“ini yang terjadi pada kita,!! padaku dan kau...ini episode terakhir yang akan kita lewati bersama..tapi tunggu Rio, aku menyayangimu,selalu dan selamanya ,meski suatu saat kita takkan bersama,tapi aku akan tetap menyayangimu 'itu janjiku,,,,!!
kata-kata itu meluncur begitu saja.suara ku parau,butiran air mata yang sedari tadi ku redam kini mengalir seperti aliran anak sungai.lelaki yang selama ini menjadi tempat pelabuhan hatiku,menyeka air yang keluar dari mataku.alisnya yang tertaut mulai datar.sepertinya dia mengerti dan perlahan menerima yang terjadi.
Hati ku lega,meski satu ketidakrelaan harus tetap tinggal di dadaku,namun setidaknya itu sedikit menyurutkan kekhawatiranku.
Tubuhku dengan sengaja berbalik membelakanginya yang masih diam terpaku.
“Nadya...”bisiknya lirih.
Tak sanggup mendengar suara yang tak asing lagi,tubuhku menghujamnya dengan sejuta rasa di jiwa.aku mendarat di pelukannya,masih dalam linangan air mata,aku mencoba berucap.
“aku masih disini Rio......!!!!disini dipelukanmu...
untuk terakhir kalinya kurasakan sentuhan bibirnya membuatku merasa ingin tetap tinggal disini.hangat yang kurasakan,wangi desah nafasnya akhirnya harus kulepas ketika denting terdengar membuatku harus menaiki kereta api yang terletak di belakang ku.,detik demi detik begitu menyesakkan disaat kurasakan ujung jemarinya menyentuh tanganku, dan kini tak kurasakan lagi belaiannya.Namun binar matanya masih mengikutiku.
Untuk kedua kalinya denting itu terdengar, perlahan diriku raib meninggalkannya diferon itu.....
lambaian tangannya masih terlihat ... aku terus berbisik dalam hati
“ maaf Rio.. maaf.... Selamat tinggal
Aku akan merindukanmu , Rio “
Senja itu kemudian tenggelam diiringi maya suara dawai, dan matahari menyaksikan kesedihan dua anak manusia dibawah, Angin semilir yang menaikkan dedaunan dan sepertinya juga ingin mengatakan 'turut berduka'. Akhirnya sisa debu sehari itu akan menjadi saksi tentang hidup manusia yang penuh arti.
By
Intanna Cleopatra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar